Menunggu hari-hari menjelang persalinan bisa menjadi momen yang sangat menegangkan. Tidak heran jika banyak ibu hamil yang memilih untuk melakukan induksi alami guna mempercepat persalinan. Salah satu induksi alami yang sering dilakukan adalah berhubungan seks karena sperma dipercaya dapat merangsang kontraksi rahim. Benarkah demikian?
Meski sudah memasuki hari perkiraan lahir (HPL), tidak sedikit ibu hamil yang tak kunjung merasakan kontraksi. Padahal, usia kehamilan sudah cukup matang untuk melahirkan. Hal ini tentu bisa membuat khawatir.
Oleh sebab itu, tidak sedikit pula ibu hamil yang melakukan induksi alami, salah satunya dengan berhubungan seks. Beberapa orang percaya bahwa sperma dapat digunakan sebagai cara alami untuk memicu persalinan pada ibu hamil.
Keefektifan Sperma Dalam Induksi Alami
Sperma adalah cairan yang dihasilkan oleh organ reproduksi pria, yaitu testis. Meskipun ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa sperma dapat mengandung senyawa yang dapat memicu kontraksi uterus, namun klaim bahwa sperma dapat digunakan sebagai cara induksi alami masih diperdebatkan di kalangan para ahli.
Sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Gynecology and Obstetrics menunjukkan bahwa hormon prostaglandin yang ditemukan dalam sperma dapat memicu kontraksi uterus dan membantu memulai proses persalinan. Selain itu, sperma mengandung hormon oksitosin, yang juga dikenal untuk memicu kontraksi uterus.
Namun perlu diingat, penggunaan sperma sebagai induksi alami tidak disarankan pada ibu hamil yang mengalami ketuban sudah pecah karena dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada ibu hamil dan janin.
Induksi Alami yang Disarankan
Ada beberapa metode alami yang juga dianggap efektif dan lebih aman dalam memicu persalinan. Metode-metode ini telah dikenal untuk memicu kontraksi uterus dan membantu memulai proses persalinan pada wanita hamil.Berikut adalah beberapa induksi alami persalinan selain sperma:
1. Stimulasi Puting Payudara
Stimulasi pada puting payudara dapat memicu produksi hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang kontraksi rahim. Stimulasi pada puting ini dapat dilakukan menggunakan tangan atau pun pompa ASI.
Meski demikian, stimulasi puting payudara sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dokter atau bidan agar kondisi bayi di dalam kandungan bisa terpantau dengan baik untuk menghindari kontraksi rahim berlebihan yang bisa membahayakan kondisi ibu hamil dan bayi.
2. Melepaskan Dinding Ketuban dari Leher Rahim
Induksi alami yang satu ini harus dilakukan oleh dokter atau bidan. Pada metode induksi alami ini, dokter akan menyapukan jari di sekitar leher rahim, sehingga selaput ketuban dan leher rahim bisa terpisah.Tindakan tersebut diharapkan dapat merangsang pengeluaran hormon prostaglandin dan memicu persalinan. Biasanya, metode ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi sebagian ibu hamil mungkin bisa mengalami sedikit perdarahan dan rasa tidak nyaman.
3. Memecahkan Kantung Ketuban
Ketika kantung ketuban pecah, hormon prostaglandin akan melonjak, sehingga dapat memicu kontraksi. Untuk memecahkan kantung ketuban, dokter akan menggunakan kait plastik tipis yang steril.Kait tersebut akan disapukan di selaput ketuban hingga kepala bayi turun ke leher rahim. Hal ini biasanya membuat kontraksi rahim menjadi lebih kuat, sehingga kantung ketuban akan pecah dan hormon prostaglandin dilepaskan.
Itulah beberapa informasi seputar keefektifan sperma sebagai induksi alami. Induksi alami memang bisa menjadi pilihan untuk mempercepat persalinan. Namun, ada beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil untuk lebih berhati-hati akan induksi alami, seperti kehamilan kembar atau riwayat kelahiran prematur.
Oleh sebab itu, sebaiknya Bunda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan induksi alami guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.